Saturday, October 28, 2017

CATATAN KEBINGUNGAN

Langkah demi langkah ia lewati dengan perasaan yang entah bagaimana bisa membuatnya seperti orang mabuk. Terhuyung tak keruan. Ada perasaan yang tak mampu lagi mampu ia jelaskan, bahkan pada dirinya sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi? 
Ia pun terdiam pada titik di mana sebuah kehancuran berada di depan matanya. Ia tak mampu lagi menyibakkan rambut bahkan menggerakkan jari-jemarinya. Semua tubuhnya mati rasa. Ita tak bisa lagi mengontrol tubuhnya. Raga itu bukan miliknya lagi. Otot bahkan sel-sel yang ada  dalam tubuhnya telah mencuranginya. Kemudian ia berdebum di lantai.
Aku berlari menghampirinya dan mencoba menyadarkannya. Bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, akhirnya aku memilih untuk mencari bantuan.  Namun, tak seperti biasanya kontrakan dan sekitarnya terasa lengang, sepi sekali. Kemana semua orang pergi? Pikirku.
Tak ada pilihan lain. Aku membopongnya. Aku tak ingin melihatnya hancur untuk kali kedua. Jangan sampai kehancuran hatinya merenggut kehancuran raganya juga. Aku tak ingin kehilangannya. Sungguh. 
“Aku takkan pernah mau melihat wajahnya seumur hidupku.” Ucapnya ketika ia baru saja siuman. Aku hanya mengangguk mengiyakan. Aku mengenalnya lebih dari satu dekade, aku tahu betul hal yang ia perlukan sekarang adalah sebuah dukungan. 
“Seharusnya aku sadar lebih awal. Seharusnya tak kubiarkan ia masuk, bahkan seharusnya tak kuizinkan ia mengetuk. Seharusnya kamu menyadarkanku, Rey!” ia menatapku tajam, menusuk seperti mata pisau. Aku tahu, tatapannya tak akan membuatku berdarah, namun itu membuatku bersalah.
Ya, andai ia tahu. Sedalam apa aku menyesal, seburuk apa aku menyerapah diriku sendiri, dan sesering apa aku menyalahkan diriku yang terlalu pengecut. Meskipun aku tak sanggup berjanji untuk membuatnya bahagia, paling tidak aku selalu ada untuknya, dalam keadaan apapun. Maafkan ketidaksanggupanku. Sungguh.

*  *  *

Napasku tersengal. Sekujur tubuhku basah oleh keringat. Matahari sudah mulai meninggi. Aku bermimpi hal yang aneh lagi. Siapakah wanita yang membuatku merasa menyesal itu? Kenapa setiap kali aku memimpikannya, aku selalu saja tak pernah mengingat namanya, bahkan wajahnya? Kenapa seolah ia dekat denganku? Kenapa aku harus bersalah? Kenapa aku terikat dengannya? Kenapa aku? Ada apa dengan hidupku?